Menu Melayang

Monday, November 21, 2022

Kurikulum KMI Gontor


KH Imam Zarkasyi lalu menjelaskan, Gontor menggunakan kurikulum Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyah (KMI). Kurikulum itu terdiri dari Ilmu pengetahuan umum 100 persen dan ilmu pengetahuan agama 100 persen. Artinya, antara ilmu agama dan ilmu umum tidak dapat dipisahkan. Semuanya ilmu Islam. Semua bersumber dari Allah dengan segala ciptaan-Nya atau segala sesuatu yang lahir dari ciptaan-Nya.

Secara mendasar, tujuan pengajaran kedua macam ilmu tersebut untuk membekali santri dengan dasar-dasar ilmu menuju kesempurnaan (Insan kamil). Kurikulum KMI tidak terbatas pada pelajaran di kelas saja, melainkan keseluruhan kegiatan di dalam dan di luar kelas merupakan proses pendidikan yang tak terpisahkan.

KMI merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program akademis bagi santri Gontor pada jenjang pendidikan menengah, dengan masa belajar 6 atau 4 tahun. Jenjang itu setingkat Tsanawiyah dan Aliyah.

Lembaga yang didirikan pada 19 Desember 1936 itu merupakan lembaga pendidikan guru Islam yang mengutamakan pembentukan kepribadian dan sikap mental serta penanaman ilmu pengetahuan Islam.

Terdapat dua macam program yang ditempuh oleh santri di KMI yaitu program regular dan program intensir. Program regular diperuntukkan bagi siswa lulusan sekolah dasar dengan masa belajar 6 tahun. Sementara, program intensif diikuti oleh santri lulusan sekolah menengan pertama dan menengah atas dengan masa belajar 4 tahun.

“KMI berdiri pada 19 Desember 1936, setelah kepulangan KH Imam Zarkasyi dari Padang Panjang. Beliau lalu membentuk dan merancang kurikulum bernama KMI,” kata Ustadz Kresna Eka Raharja, Direktur Litbang Primago melalui kanal YouTube Primago channel, dikutip Senin (15/11/2021).

Dalam pelajaran kelas, ada empat rumpun atau empat pembagian pembelajaran dalam KMI. Empat rumpun itu yakni Dirasah Lughawiyah (Bahasa Arab), Dirasah Islamiyah, Dirasah Kauniyah, dan Dirasah Ammah.

“Di Gontor itu semua santri harus menguasai bahasa Arab karena sehari-hari bahasa pengantar pelajaran adalah bahasa arab,” ucap Ustadz Kresna.

Dalam Dirasah Lughawiyah itu ada Durusul Lughoh, Insya, Muhadatsah, Mutholaah, Nahwu, Shorof, Mahfudzat, Balaghoh, Sejarah Sastra Arab, dan Tarjamah. Dirasah Islamiyah seperti Al-Qur’an, Tafsir, Hadits, Musthalah Al Hadits, Fikih, Ushul Fikih, Tauhid, Tarikh Islam, dan adyan.

Dirosah Kauniyah ada Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Kemudian Dirasah Ammah ada sejarah, geografi, tata negara, sosiologi, psikologi, tata buku, dan Bahasa Inggris.

KMI memiliki banyak kegiatan. Ada kegiatan mingguan, tengah tahunan, tahunan, dan kegiatan co-kurikuler sebagai penunjang utama. di antaranya ada evaluasi kamisan guru, penatara guru, pembekalan dan penyiapan guru untuk menguasai materi yang akan diajarkan, dan pengawasan dan evaluasi program belajar-mengajar.

Kemudian ada bimbingan malam, ulangan umum dan ujian-ujian semester, kajiab kitab turats, ujian praktek mengajar, praktek manasik haji, pelatihan membuka kamus-kamus, penulisan karya ilmiah, diskusi umum, rihlah ilmiah iqtishadiyah, dan lain-lain.

KMI juga membangun beberapa fasilitas untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran seperti perpustakaan santri, perpustakaan referensi untuk guru, laboratorium fisika, biologi, komputer, dan bahasa, perkantoran, ruang belajar yang representatif, dan berbagai alat peraga pengajaran.

Sumber: Langit7.id

Blog Post

Related Post

Mohon maaf, belum ada postingan.

Back to Top

Cari Artikel